~ Welcome to Fantasi10 Blog - SMAN PLUS PEKANBARU ~

Sabtu, 15 Februari 2014

FANTASI 10


Fantasi 10 merupakan acara ajang perlombaan dalam menuntut kreatifitas siswa dalam berkarya seni islam. fantasi yang di adakan di SMAN PLUS Pekanbaru. Acara ini bertujuan untuk mengikat tali silaturahmi diantara sekolah-sekolah yang ada di provinsi Riau.Acara ini di selenggarakan oleh Rohis Sman plus pekanbaru, dan telah memasuki perayaan yang ke 10.

Dampak teknologi bagi perkembangan islam 

 

Assalamua’laikum wr. Wb. ni sahabat baca, kali ini saya punya pembahasan yang menarik ni, yang saya sendiri bingung memahaminya.  Seiring dengan berkembangnya globalisasi yang berdampak dunia menjadi sangat kecil dan tidak ada batasan, itu semua dapat terjadi dan dapat kita rasakan manfaatnya tidak lain karna ulah si “bolang” kecil yang bernama Teknologi. Jika kita lihat ni sahabat baca, perkembangan teknologi saat ini cukup menjanjikan, bahkan bisa dibilang sudah termasuk kebutuhan pokok bagi manusia. 
Untuk handphone aja sekarang udah ibaratkan sebuah PC ni  sahabat atau yang biasa dibilang personal computer seperti contohnya ni handphone blackberry, samsung, apple dan masih banyak lagi handphone-handphone berteknologi tinggi saat ini,  dengan perkembangan teknologi saat ini masyarakat kitapun sudah lebih mengenal dengan nama teknologi ini, yang seperti di antaranya itu handphone, komputer, gadget, tablet dan masih banyak lagi..Dan yang tidak lupa ni sahabat adanya internet, inilah mungkin yang sangat mendukung perkembangan teknologi kita ya sahabat, dengan fungsi internet ini sahabat bisa browser, download, upload dan masih banyak lagi yang bisa kita gunakan dengan adanya internet ini, bahkan untuk game aja sekarang udah online, bisa bergabung bermain dengan teman-teman di seluruh dunia dengan menggunakan jenis game yang sama. Tapi ni sahabat yang saya bingungkan apakah perkembangan Islam kita sehebat seperti perkembangan teknologi saat ini???? Menurut pandangan saya ni sahabat perkembangan islam kita bisa dibilang menurun drastis, bisa kita lihat dengan kita mensurvey anak muda sekarang pada saat tiba waktu sholat, mereka lebih banyak ke mesjid atau kewarnet??? Bisa kita bilang lebih ramai mereka kewarnet, untuk bermain game online bahkan bnyak perjudian online yang sangat marak saat ini. Beribadah aja untuk diri mereka sendiri itu susah, apa lagi untuk menuntut ilmu agama, waduh,,,waduh,,, ni gak tahu mau bilang apa ni sahabat, yang jelas ni orangtua harus pada extra ni arahin muda-mudinya, agar tidak terperosok ke jalan yang buruk dari dampak tegnologi. Tapi apakah teknologi selalu berdampak buruk bagi perkembangan islam???? Gimana ni sahabat??? Mungkin tidak juga, karna didalam internet itu kita bisa banyak mencari tahu tentang-tentang pelajaran Islam yang bahkan sulit kita temukan dibuku-buku agama. Seharusnya kita akan lebih gampang dengan mencari di internet kita bisa tinggal menetik apa yang ingin kita cari dan yang tentunya dengan biaya yang tidak mahal. Nah ni sahabat baca seharusnya perkembangan Islam kita bisa lebih baik ni dengan adanya teknologi karna kita lebih gampang mencari ilmu lewat internet, yang saat ini muda-mudi butuhkan adalah arahan yang lebih untuk bisa lebih banyak belajar tentang islam, kalau gitukan teknologi jalan terus agama Islam kitapun lanjut terus. Jadi generasi-generasi anak bangsa selanjutnya punya etika, kesopanan dan berfikiran yang jernih untuk mengolah tanah air kita indonesia ini sahabat, sehingga terwujudnya politik yang bersih tanpa adanya koruptor karna Islam mengajarkan kita untuk berfikir yang sehat bukan menjadi pencuri. Jadi ni yang paling penting dari pembahasan ini, Ayo kita tingkatkan kualitas Islam kita seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, ya dengan cara kita lebih banyak lagi mencari ilmu pengetahuan tentang islam di internet. Selamat mencoba ya sahabat baca, Semoga kita jadi orang Islam yang sukses ya sahabat. 


Sumber : (http://generalteknologi.blogspot.com/2013/04/dampak-teknologi-bagi-perkembangan-islam.html)

 SEJARAH PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PERADABAN ISLAM


Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu-ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan terhormat. Mereka diberi gelar muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang juga merangkap sebagai rekayasawan.

Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan dan ahli metalurgi adalah seorang rekayasawan. Selain itu, al-Razi juga yang populer sebagai seorang ahli kimia juga berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur sebagai seorang astronom dan fisikawan juga seorang rekayasawan.

Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang jam, ilmu tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial. Menurut al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu matematika, bukan satu-satunya subyek teknologis yang dikelompokkan sebagai sains. Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,” ungkap Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History. Sejumlah kitab dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu dapat dilihat dalam sederet buku atau kitab karya cendikiawan Muslim, seperti; Mafatih al-Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab al-Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.

Para rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi, hingga gedung pencakar langit. Sejarah membuktikan, di era keemasannya, peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.

Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.

Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.

Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.

Sumber ( https://www.facebook.com/notes/asep-janim/islam-vs-teknologi/10151634708294973)

Islam dan Teknologi


Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia tidak tahu. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia.

Berdasarkan rasa, karsa dan daya cipta yang dimilikinya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Namun, perkembangan teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia “lupa diri”. Manusia menjadi individual, egoistik dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri, sesamanya, masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya sendiri. Karena itulah filsafat ilmu pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah keaneka ragaman IPTEK untuk meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi hidup dan kehidupan manusia di dunia ini.

Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.

Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan teknologi tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang dibangun oleh Fisikawan besar, Albert Einstin yang menyatakan: “Agama tanpa ilmu akan pincang, sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”.

Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad itu. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dengan mudah mengambil dan menransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan dengan mudah pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir Islam sehinggu sampai saat ini bangsa Baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber : ( https://www.facebook.com/notes/asep-janim/islam-vs-teknologi/10151634708294973)

Islam dan Sains Teknologi adalah Rahmat

 

Ilmu dan teknologi adalah instrument yang penting untuk membangun orang-orang yang beradab. Dengan ilmu yang dimiliki, Allah akan mengangkat derajat seorang muslim. Ilmu dan tingkat kecerdasan manusia juga akan sangat menentukan tingkat ekonomi seseorang.
Ilmu dan iman adalah ibarat saudara kembar, tidak bisa dipisahkan sehingga dimanapun dilakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka iman harus senantiasa mengikuti. Terlebih lagi agama diturunkan tidak hanya untuk urusan akherat belaka, tetapi juga untuk mengatur urusan manusia di dunia guna meraih akherat.
Hal ini dibuktikan dengan banyak terjadi perubahan besar berupa pencapaian luar biasa di bidang sains dan teknologi sejak kedatangan Islam. Islam telah mendorong geliat tradisi keilmuan di kalangan kaum muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Islam telah mendorong kaum muslim untuk memperdalam urusan dunianya dengan nash yang jelas sebagaimana hadits Rasulullah SAW tentang “antum a’lamu bi umuriddunya kum” (kamu lebih mengetahui urusan duniamu). Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga sangat mendorong penguasaan ilmu pengetahuan sampai ke negeri China, bahkan tawanan perang Badar diberi kebebasan jika mampu mengajarkan membaca kepada sepuluh orang kaum muslimin. Dampaknya adalah kemajuan dan kebangkitan penyebaran Islam telah mendorong pula kemajuan dalam bidang sains dan teknologi bagi umat manusia.
Kerinduan pada suasana kejayaan dan kebangkitan sains dan teknologi di era kejayaan peradaban Islam tersebut telah memberikan dorongan kepada Jakarta Islamic Centre untuk mengkreasikan seminar peradaban Islam dengan tema “Aktualisasi nilai-nilai Keimanan dalam Islam di Dunia Sains dan Teknologi. Seminar yang menghadirkan Dr. Ing Ilham Akbar Habibie, Presidium ICMI Pusat dan Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar selaku penulis dan trainer Technoscience Spiritual Quotient (TSQ). Seminar yang dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka pada hari Kamis tanggal 30 Desember 2010 ini menjadi penutup tahun sekaligus penutup rangkaian kegiatan Gema Hijrah 6 – 1432 H yang digagas Jakarta Islamic Centre sebagai persembahan merefleksikan spirit hijrah menyongsong kebangkitan peradaban Islam.
Melalui seminar ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran atau gagasan tentang bagaimana mengembalikan kebangkitan peradaban Islam khususnya di bidang sains dan teknologi. Karena saat ini dunia Islam seakan-akan kering dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi, terlebih di negara dengan jumlah kaum muslim terbesar di dunia, Indonesia.
Ilham Akbar Habibie, selaku pembicara pertama telah menyoroti bahwa Islam sesungguhnya mampu dan punya peluang untuk menguasai kembali sains dan teknologi. Menurutnya, Islam telah memberikan kebebasan kepada manusaia untuk berpikir luas mengkreasikan beragam ide dan gagasan yang berkenanaan dengan kehidupan manusia di dunia. Hanya tentu saja kebebasan dalam batas-batas koridor Islam.
Pembicara kedua, Fahmi Amhar menyebutnya bahwa penguasaan sains tanpa Islam akan melahirkan penjajahan terhadap peradaban lain, tetapi Islam tanpa sains akan cenderung senantiasa dijajah oleh peradaban lain. Namun integrasi sains teknologi dan Islam akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Kedua narasumber juga sepakat bahwa kebangkitan peradaban Islam, khususnya di bidang sains dan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Indonesia pun memiliki peluang untuk maju, karena potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai. Menurut para ahli, saat ini Indonesia diduga memiliki sekitar 1,3 juta anak-anak dengan kualitas yang luar biasa (CIBI=cerdas istimewa berbakat istimewa). Jika potensi tersebut dimaksimalkan tentu akan menjadi modal awal yang penting untuk menjadikan Indonesia sebagai adidaya baru dengan mengembangkan kemajuan sains dan teknologi.
Pendidikan menjadi kunci utama untuk mendorong kebangkitan penguasaan sains dan teknologi. Namun sangat disayangkan saat ini minat berlajar kaum muslimin pada bidang sains atau ilmu eksakta agak menurun sehingga berdampak pada ketertinggalan kaum muslimin dibandingkan dengan peradaban barat.
Hanya saja untuk menuju kebangkitan tersebut, Fahmi Amhar menyatakan bahwa paling tidak ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu, perlu dibangun sikap mental kaum muslimin sendiri yang memang menginginkan kebangkitan tersebut. Selanjutnya harus ada yang mengajak masyarakat agar memiliki energi panas yang sama untuk bangkit. Terakhir, perlu adanya upaya mengontak pihak-pihak pengambil kebijakan sehingga memperkuat arus kebangkitan tersebut.
Semoga JIC dapat terlibat dan berperan aktif dalam upaya mengembalikan kebangkitan peradaban Islam melalui sains dan teknologi yang dilandasi oleh nilai-nilai keimanan/aqidah Islam.
Paimun A. Karim
Bidang Informasi dan Komunikasi JIC
 
Sumber :( http://perpustakaan.islamic-center.or.id/digital-library/e-jic/112-islam-dan-sains-teknologi-adalah-rahmat.html )

Copyright @ 2013 Islamic & Technology.

Designed by SMAN6 Pekanbaru | Team B